Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti kejiwaan. Kata mental memiliki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti psikis atau jiwa, jadi dapat disimpulkan bahwa hygiene mental yang sehat atau kesehatan mental.

Isu kesehatan mental dewasa ini menyedot perhatian besar dari publik, terutama para pemerhati kesehatan. Studi global burden of disease yang diselenggarakan oleh IHME menunjukkan bahwa 6 jenis gangguan kesehatan mental termasuk dalam 20 penyakit yang paling bertanggung jawab untuk menimbulkan disabilitas serta mengakibatkan beban sosial dan ekonomi. Di Indonesia sendiri, gangguan kesehatan mental belum dipandang sebagai ancaman epidemiologis yang serius, seperti penyakit menular (communicable diseases). Isu kesehatan mental di Indonesia juga masih didominasi soal gangguan jiwa berat dan pasung, padahal sejatinya masalah kesehatan mental lebih kompleks daripada itu.

Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat apabila ia terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup, sehingga muncul konflik mental pada dirinya.

Sebenarnya banyak sekali faktor penyebab terjadinya gangguan mental, seperti faktor biologis dan faktor psikologis. Beberapa diantaranya, yaitu :

Faktor biologis

  1. Gangguan pada fungsi sel saraf di otak
  2. Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus
  3. Kelainan bawaan atau cedera pada otak
  4. Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan
  5. Kekurangan oksigen pada bayi saat persalinan
  6. Memiliki orang tua atau keluarga penderita gangguan mental
  7. Penyalahgunaan NAPZA dalam jangka panjang, misalnya heroin dan kokain

Faktor psikologis

  1. Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual
  2. Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil
  3. Kurang mampu bergaul dengan orang lain
  4. Perceraian atau ditinggal oleh seseorang yang amat disayangi
  5. Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian

Selain faktor-faktor di atas, WHO juga menyatakan bahwa, berada pada situasi pandemi seperti COVID-19 ini juga bisa menjadi faktor pemicu stres yang kemudian membuat orang lebih rentan mengalami gangguan mental.

Akhir dekade pada 2020, warga dunia dihadapkan dengan pandemi COVID-19 dengan penyebaran virus yang sangat cepat. WHO dan pemerintah mengeluarkan kebijakan kepada warga dunia untuk melakukan karantina mandiri. Seluruh aktivitas dilakukan secara online dan seluruh media dipenuhi oleh berita COVID-19 ini. Banyak dampak yang disebabkan olehnya, salah satunya dampak psikologis. Meskipun sejatinya COVID-19 tidak menyerang psikologis, namun dampaknya sangat besar, khususnya di Indonesia.

Menurut PDSKJ (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa), berdasarkan swaperiksa web terhitung per 14 Mei 2020, 69 persen dari 2.364 responden menderita gangguan psikologis seperti cemas, depresi, maupun trauma psikologis. Hal tersebut muncul akibat beberapa faktor, diantaranya yaitu keharusan untuk menjaga jarak dan terpisah sehingga masyarakat harus beradaptasi dengan ketetapan ‘’new normal’’, melihat berita tentang COVID-19 yang kurang menyenangkan, hingga kekhawatiran akan terjangkit COVID-19 itu sendiri.

Dari faktor tersebut, banyak gejala yang mungkin timbul atau dialami oleh seseorang yang mengidap gangguan mental, antara lain :

  1. Menjadi lebih banyak diam atau termenung
  2. Kehilangan semangat atau menjadi lebih aktif
  3. Mudah marah atau emosi yang tidak terkontrol
  4. Pola tidur yang berubah
  5. Kehilangan nafsu makan
  6. Delusi dan halusinasi
  7. Suasana hati yang mudah berubah
  8. Perasaan cemas, sedih, dan takut yang berlebihan dan terus menerus
  9. Perilaku yang tidak wajar, seperti teriak-teriak tidak jelas, berbicara serta tertawa sendiri, dll

Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga mental kita supaya tetap sehat, atau mencegah gangguan mental terutama untuk remaja di masa pandemi seperti sekarang ini, antara lain :

  1. Menjaga kesehatan fisik

Kesehatan fisik amat berperan penting untuk kesehatan mental. Fisik yang buruk terbukti ikut memperburuk kesehatan mental seseorang. Biasakan untuk berolahraga meskipun hanya 15 menit sehari.

  1. Menjaga otak selalu bekerja

Cobalah melakukan hal untuk memacu otak Anda tetap bekerja. Jika otak Anda dibiarkan tidak mendapat rangsangan yang menantang, lambat laun akan mati, dan itu adalah awal depresi berkepanjangan yang dapat menimbulkan gangguan mental yang serius. Cobalah mempelajari bahasa baru, bermain puzzle, atau yang lainnya.

  1. Menjaga hubungan baik

Banyak riset yang telah menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan baik dan harmonis dalam jangka panjang menjadi lebih sehat dan bahagia. Karenanya, jagalah hubungan baik, baik dengan dirimu sendiri maupun dengan orang-orang terpenting di dalam kehidupanmu.

  1. Mengendalikan stres

Stres memberikan dampak sangat buruk terhadap kesehatan. Stres dapat menimbulkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga menghancurkan kebahagiaan. Oleh karena itu, buatlah prioritas, mendelegasikan tugas, serta hal-hal lain yang dapat membantu Anda mengurangi stres. Memiliki hobi juga dapat membantu seseorang untuk mengurangi stres.

  1. Menjaga pola hidup sehat

Jagalah pola hidup sehat Anda, makan makanan bergizi, tidur yang cukup dan berkualitas, serta penuhi kebutuhan cairan dalam tubuh. Kurang tidur merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko penurunan kesehatan, baik fisik maupun mental. Karena itu, pastikan Anda tidur dengan cukup dan berkualitas.

  1. Selalu berpikir positif dan berikan waktu diri sendiri untuk bersenang-senang

Tetaplah berpikir positif, dan jangan menganggap segala sesuatu terlalu serius. Selalu ada sisi positif dalam setiap hal, carilah hal positif tersebut, sambil tetap mengupayakan solusi untuk keluar dari masalah itu. Luangkan juga waktu untuk diri Anda bersenang-senang. Berikan waktu untuk me time meskipun hanya dengan hal yang sederhana.

 

“Jadikan kesehatan mentalmu sebagai prioritas.”